SMP MBS JOMBANG
Jl. Sawunggaling Gg. V Ds. Mojoanyar Mojotengah Kec. Bareng Kab. Jombang
KABAR GEMBIRA
buku kumpulan 10 cerpen terbaik yang baru saja memenangkan Competisi
tingkat Nasional yang salah satunya Karya Cerpenist Muda berbakat
santriwati SMP MBS JOMBANG yang baru saja dinobatkan sebagai penulis
cerpen Islami terbaik tingkat Nasional berjudul "ALA SANTRI" bisa
dibeli
Lewat akun instagram @kopontend, atau toko buku gramedia.
Cuplikan buku Cerpen ALA SANTRI
By
Raniah Khoirunnisa'
Santriwati SMP MBS JOMBANG kelas 8
...........................................
"Muhammadiyah Boarding School" yang biasa disingkat MBS itulah sekolah baru yang meyakinkan diriku untuk menjadi seorang santri. Dengan dukungan mamaku dan ayahku akupun mendaftar disana. Mereka selalu mendukung setiap langkah kakiku kemanapun aku berjalan.
Bersama sosok yang aku cintai akupun mendaftar ke sekolah baruku. Ya, MBS ( SMP MBS JOMBANG - red ) memang baru, tapi beberapa piala dan penghargaan sudah berjajar rapi di almari Kantor Pondok. Itulah salah satu alasanku untuk bersekolah disana. Dan insyaAlloh aku juga akan menyumbang beberapa piala untuk ditata di almari tersebut, batinku. Terlihat juga dipojok sebuah ruangan seseorang yang melantunkan ayat suci Al Qur'an, membuat diriku tenang dan itu sangat mengagumkan buat diriku.
Aku menjadi ana, kamu menjadi anti. Ya, aku telah resmi menjadi santriwati. Gelar baru yang kumiliki ini ternyata terasa sangat berat berada dipundakku, aku seperti menggendong bongkahan batu yang sangat besar, sehingga hampir saja aku terpeleset dan menjatuhkan batu tersebut hingga hancur. Cuci baju, sholat malam, hafalan dan semua dilakukan secara mandiri, itulah santri. Hal itu terasa berat, baru beberapa hari merasakan kehidupan di pondok sudah membuat sebagian besar dari kami menangis, karena tidak betah. Tak bisa kubayangkan, kami akan menjalani semua ini selama tiga tahun mendatang.
Memang benar, menjadi santri itu membutuhkan niat dan tekad yang sangat kuat. Jika kedua hal penting tersebut goyah, maka runtuhlah kita. Niat yang kuat itu berasal dari dalam hati kita. Meskipun, tak sedikit dari teman temanku terpaksa berada disini. Mereka dipaksa kedua orang tuanya, namun aku yakin orang tua mereka melakukan itu karena mereka sayang pada anaknya, dan beliau tidak ingin anaknya hidup bebas di dunia luar, yang malah akan menjerumuskan mereka kepergaulan yang tidak baik.
Berterimakasihlah pada orang tuamu, kawan. Beliau yang mendidik kita hingga sekarang. Entah karena alasan apa kita berada disini, yang terpenting kita sama sama menguatkan niat kita untuk menuntut ilmu di tempat ini. Dan terbukti dari seluruh santri baru kini masih utuh lengkap bahkan semakin bertambah.
Maaf
bersambung ke buku cerpen ALA SANTRI.
Lewat akun instagram @kopontend, atau toko buku gramedia.
Cuplikan buku Cerpen ALA SANTRI
By
Raniah Khoirunnisa'
Santriwati SMP MBS JOMBANG kelas 8
...........................................
"Muhammadiyah Boarding School" yang biasa disingkat MBS itulah sekolah baru yang meyakinkan diriku untuk menjadi seorang santri. Dengan dukungan mamaku dan ayahku akupun mendaftar disana. Mereka selalu mendukung setiap langkah kakiku kemanapun aku berjalan.
Bersama sosok yang aku cintai akupun mendaftar ke sekolah baruku. Ya, MBS ( SMP MBS JOMBANG - red ) memang baru, tapi beberapa piala dan penghargaan sudah berjajar rapi di almari Kantor Pondok. Itulah salah satu alasanku untuk bersekolah disana. Dan insyaAlloh aku juga akan menyumbang beberapa piala untuk ditata di almari tersebut, batinku. Terlihat juga dipojok sebuah ruangan seseorang yang melantunkan ayat suci Al Qur'an, membuat diriku tenang dan itu sangat mengagumkan buat diriku.
Aku menjadi ana, kamu menjadi anti. Ya, aku telah resmi menjadi santriwati. Gelar baru yang kumiliki ini ternyata terasa sangat berat berada dipundakku, aku seperti menggendong bongkahan batu yang sangat besar, sehingga hampir saja aku terpeleset dan menjatuhkan batu tersebut hingga hancur. Cuci baju, sholat malam, hafalan dan semua dilakukan secara mandiri, itulah santri. Hal itu terasa berat, baru beberapa hari merasakan kehidupan di pondok sudah membuat sebagian besar dari kami menangis, karena tidak betah. Tak bisa kubayangkan, kami akan menjalani semua ini selama tiga tahun mendatang.
Memang benar, menjadi santri itu membutuhkan niat dan tekad yang sangat kuat. Jika kedua hal penting tersebut goyah, maka runtuhlah kita. Niat yang kuat itu berasal dari dalam hati kita. Meskipun, tak sedikit dari teman temanku terpaksa berada disini. Mereka dipaksa kedua orang tuanya, namun aku yakin orang tua mereka melakukan itu karena mereka sayang pada anaknya, dan beliau tidak ingin anaknya hidup bebas di dunia luar, yang malah akan menjerumuskan mereka kepergaulan yang tidak baik.
Berterimakasihlah pada orang tuamu, kawan. Beliau yang mendidik kita hingga sekarang. Entah karena alasan apa kita berada disini, yang terpenting kita sama sama menguatkan niat kita untuk menuntut ilmu di tempat ini. Dan terbukti dari seluruh santri baru kini masih utuh lengkap bahkan semakin bertambah.
Maaf
bersambung ke buku cerpen ALA SANTRI.
0 comments:
Posting Komentar